Oleh ; Azmi Pane
Saya
tidak tahu harus memberikan judul apa pada tulisan ini, yang jelas saya ingin
sedikit sharing atas kegeliasahan yang saya alami melalui tulisan ini, dan
mudah-mudahan bisa mendapatkan tanggapan.
Saya
belajar banyak hal dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), HMI telah mengajarkan
bahwa organisasi itu tidak sekedar mengajarkan serta menguatkan proses
birokrasi/kelembagaan bagi kader-kadernya, namun mengajarkan serta menguatkan
hal-hal lain seperti berideologi (pemikiran), proses kekeluargaan,
berkontestasi dalam momentum politik dan banyak hal lain yang tidak bisa saya
bahasakan.
Sejak mengikuti
LK1 pada 2011 tujuan saya berkader di HMI untuk belajar dan memperkuat
pengalaman berorganisasi saya, tentunya setelah saya di HMI tujuan belajar
tersebut menjadi terintegrasi dengan tujuan HMI, yakni ikut bertanggung jawab
atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT, tidak hanya
keadilan dan kemakmuran untuk diri sendiri.
Akan
tetapi dalam beberapa bulan terakhir saya mengalami kegelisahan dan
kebingungan, saya merasa bahwa tujuan belajar yang sudah terintegrasi dengan
tujuan HMI ini, kurang relevan, sehingga kebingungan dan kegelisahan itulah
yang muncul, seiring dengan bertambahnya usia perkaderan saya di HMI, saat ini
saya sudah berstruktur di kepengurusan Cabang di HMI Cabang Surabaya.
Disitulah
kebingungan dan kegelisahan saya semakin membuat saya gelisah. Beberapa waktu
lalu saya berkesempatan silaturrahmi dengan salah satu alumni, dalam sharing
yang kami lakukan, saya mendapatkan saran agar saya berfikir untuk masa depan,
penting bagi saya secara pribadi, yang juga masih aktif berproses di HMI agar tidak
sekedar menjalankan proses perkaderan itu sebagai sebuah proses pembelajaran
saja, namun mulai berfikir untuk menjalankan proses perkaderan itu sebagai
jalan untuk mencapai keinginan-keinginan saya di masa depan, tentunya tanpa
meninggalkan pedoman-pedoman yang ada di HMI.
Dalam hal
ini, kebingungan saya adalah bagaimana menjalankan proses perkaderan itu agar
bisa menjadi jalan untuk mencapai keinginan-keinginan di masa depan, tanpa
meninggalkan pedoman-pedoman di HMI, sepanjang pengetahuan saya, bahwa pedoman
perkaderan di HMI itu, menuntun kader-kadernya agar memiliki skill dan softskill, untuk menjadi bekal
di masa depan, bukan menjadikan jabatan di struktural sebagai jalan untuk
menjadi jalan bagi dirinya mendapatkan keuntungan, dengan kata lain jabatan
struktur di HMI menjadi jalan untuk melahirkan kebijakan, agar menciptakan
proses perkaderan yang mampu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan
pedoman perkaderan itu sendiri, sehingga bisa melahirkan kader-kader yang
memiliki skill dan softskill yang mampu bersaing dengan kondisi zaman yang ada.
Saya
memaknai saran dari salah satu alumni itu sebagai upaya menjadikan proses
perkadean yang saya jalani di HMI saat ini menjadi proses untuk mencapai tujuan
pribadi di masa depan (sebut saja realistis bahkan pragmatis), namun pikiran
dan semangat saya adalah sesuai dengan pedoman di HMI dan sedikit bertabrakan
dengan saran dari salah satu alumni tersebut (tanpa bermaksud menolak apa yang
di sarankan salah satu alumni tersebut)
Pada
akhirnya saya serba dilematis dan bingung, satu sisi saya memang memiliki
keinginan untuk menata dan menyiapkan diri untuk mewujudkan keinginan saya, di
masa-masa yang akan datang, dan pada sisi yang lain saya saat ini mendapatkan
amanah menjadi salah satu pengurus HMI Cabang Surabaya dengan tugas sebagaimana
saya tuliskan sebelumnya.
Ingin
menjadikan jabatan struktur yang sedang saya emban saat ini, sebagai jalan
untuk mewujudkan keinginan saya di masa depan, bagaimana caranya. Begitupun
sebaliknya, ingin menjadikan jabatan ini untuk melahirkan kebijakan yang sesuai
dengan pedoman juga kebingungan ke mana kebijakan itu akan di arahkan, sesuai
dengan kebutuhan atau asumsi diri sendiri. Apa yang mesti saya lakukan saat
ini???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar